
Foto: Sumber iStock Ilustasi polisi-polisi Prancis.
PRANCIS, BATUAH.CO – Prancis akan segera menerapkan kebijakan baru untuk menangani kekerasan di sekolah dengan melibatkan aparat kepolisian untuk melakukan penggeledahan tas siswa secara acak. Langkah ini diambil untuk menanggulangi meningkatnya insiden penikaman yang terjadi di sekolah-sekolah dalam beberapa waktu terakhir.
Menteri Pendidikan Prancis, Elisabeth Borne, menyatakan bahwa penggeledahan tersebut akan dimulai pada musim semi tahun 2025.”Saya ingin kita bisa mengatur, bersama kepolisian, jaksa, dan perwakilan sistem pendidikan, penggeledahan tas secara rutin di pintu masuk sekolah-sekolah,” kata Borne dalam wawancara dengan BFMTV/RMC, Jumat (21/2/2025).
Penggeledahan ini akan dilaksanakan di pintu masuk sekolah dengan bantuan pihak kepolisian, jaksa, dan perwakilan dari sistem pendidikan. Borne menegaskan bahwa guru dan staf sekolah tidak akan terlibat dalam penggeledahan karena mereka tidak memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan tersebut.
Langkah ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus penikaman, salah satunya adalah insiden yang terjadi pada awal Februari di sebuah sekolah menengah di Bagneux, yang mengakibatkan seorang siswa berusia 17 tahun terluka parah. Pada bulan ini, wilayah Seine-Saint-Denis, yang dikenal dengan tingkat kejahatan tinggi, telah menempatkan sekitar 20 sekolah di bawah pengawasan polisi, dengan 100 personel yang diterjunkan.
Borne juga menambahkan bahwa siswa yang terbukti membawa senjata tajam akan menghadapi sidang dewan disiplin dan kasus tersebut akan langsung dilaporkan ke jaksa wilayah.
“Setiap kejadian semacam ini akan dilaporkan kepada jaksa wilayah, tanpa pengecualian,” tegasnya.
Saat ini, kebijakan serupa masih bergantung pada kebijakan masing-masing kepala sekolah. Dengan kebijakan baru ini, pemerintah Prancis berharap dapat mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut di sekolah-sekolah yang telah menjadi perhatian utama masyarakat.