
Menteri Sosial Republik Indonesia, K.H. Saifullah Yusuf
PALANGKA RAYA, BATUAH.CO – Dalam suasana penuh semangat kebangsaan yang mengisi Aula Jayang Tingang, Palangka Raya, Menteri Sosial Republik Indonesia, K.H. Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, menegaskan pentingnya data yang akurat sebagai fondasi utama kebijakan sosial. Dalam dialog kebangsaan yang melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat Kalimantan Tengah, ia menyampaikan bahwa data bukan sekadar deretan angka atau statistik, melainkan merupakan jiwa dari setiap upaya penanggulangan kemiskinan.
“Tanpa data yang akurat, kita seperti berjalan tanpa peta. Karena itu, kita harus memastikan setiap langkah yang diambil berbasis pada data yang sahih dan bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Gus Ipul pada Selasa (15/4/2025).
Lebih dari sekadar membicarakan kecanggihan teknologi atau sistem digital, Gus Ipul menggarisbawahi bahwa data memiliki makna yang lebih mendalam. Bagi dirinya, data adalah cara memahami kehidupan masyarakat secara lebih nyata, agar kebijakan sosial tidak hanya bersifat administratif, melainkan menyentuh langsung mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan.
Ia juga menekankan bahwa kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah merupakan prasyarat mutlak. Mengutip arahan Presiden, Gus Ipul mengingatkan bahwa akurasi data bukan hanya soal kelengkapan administrasi, tetapi menyangkut keselamatan dan kesejahteraan warga.
“Presiden telah mengingatkan kita semua untuk bekerja berdasarkan data yang akurat. Ini soal menyelamatkan nyawa warga, bukan semata-mata urusan dokumen,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul memberi perhatian khusus kepada para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Menurutnya, mereka merupakan ujung tombak dalam menjaga akurasi data di lapangan. Ia menggambarkan pendamping PKH sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, yang tak hanya mencatat, tetapi juga turut serta dalam pembaruan informasi seperti kelahiran, kematian, dan perpindahan warga.
“Pendamping PKH adalah para pekerja kemanusiaan di garis depan. Mereka memastikan setiap perubahan di masyarakat tercatat dengan baik dan tepat waktu,” jelasnya.
Ia pun meminta dukungan konkret dari pemerintah daerah untuk memfasilitasi tugas para pendamping ini. Dukungan tersebut mencakup kemudahan akses, penyediaan sarana, dan kerja sama lintas sektor agar data yang dikumpulkan benar-benar mencerminkan kondisi terkini masyarakat.
“Kita harus memastikan bahwa data yang masuk adalah data yang benar, akurat, dan terbaru. Ini bukan soal birokrasi belaka, tapi demi memastikan bahwa bantuan sampai pada tangan yang memang membutuhkan,” lanjutnya.
Gus Ipul juga menekankan bahwa kemiskinan bukan semata persoalan ekonomi, namun juga berkaitan erat dengan masalah data yang sering kali diabaikan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya di Kalimantan Tengah, untuk menjadikan pembaruan data sebagai gerakan kolektif dalam semangat gotong royong yang telah lama menjadi nilai luhur budaya Dayak.
“Tanpa data yang benar, keadilan sosial tidak akan pernah terwujud. Kita harus bangun gerakan bersama untuk memperkuat basis data agar program pengentasan kemiskinan benar-benar menyelamatkan kehidupan, bukan sekadar angka,” pungkasnya.
Dari Palangka Raya, pesan tersebut menggema kuat: bahwa dengan data yang akurat, kebijakan sosial bisa menjadi nyata dan bermakna bagi seluruh rakyat Indonesia. (red)