
Gubernur Kalteng Agustiar Sabran
PALANGKA RAYA, BATUAH.CO – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H. Agustiar Sabran meluapkan kekecewaan mendalam atas rendahnya kepedulian perusahaan terhadap kondisi jalan provinsi Palangka Raya–Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas. Karena hanya enam pimpinan perusahaan yang hadir dari sekitar 40 perusahaan yang diundang.
“Saya sangat kecewa. Jalan ini rusak bukan karena masyarakat, tapi karena kendaraan operasional perusahaan. Tapi saat kita undang untuk duduk bersama cari solusi, malah banyak yang tidak datang. Ini tidak bisa dibiarkan,” tegas Gubernur, Pada rapat koordinasi yang digelar di Aula Hapakart Kantor Gubernur, Jumat (16/5/2025).
Menurutnya, kehadiran hanya segelintir pimpinan, sementara mayoritas hanya mengirim manajer yang tidak punya kewenangan membuat keputusan, menunjukkan betapa minimnya komitmen perusahaan terhadap kepentingan publik.
“Yang hadir kebanyakan bukan pengambil keputusan. Bagaimana kita bisa berunding soal solusi konkret kalau yang datang tidak punya kewenangan? Ini mencerminkan sikap acuh,” ujarnya lagi.
Agustiar menegaskan, tidak akan tinggal diam. Ia berencana memanggil kembali seluruh perusahaan tersebut sebelum peringatan Hari Jadi ke-68 Provinsi Kalimantan Tengah pada 23 Mei 2025. Jika tetap tidak kooperatif, pemerintah provinsi akan mengambil langkah tegas.
“Kita tidak main-main. Kalau tidak mau ikut memperbaiki, kita buka ke publik perusahaan mana saja yang tidak peduli. Kita punya kewenangan untuk menegakkan aturan,” katanya.
Langkah ini, lanjut Gubernur, bukan untuk mengintimidasi, melainkan demi menegakkan keadilan dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Perusahaan tidak boleh hanya mengambil keuntungan dari hasil alam Kalteng, tetapi juga harus ikut menjaga infrastruktur yang digunakan dalam operasional mereka.
“Kalau mereka bisa untung besar dari sini, seharusnya mereka juga mau mengeluarkan sedikit untuk memperbaiki jalan yang rusak karena aktivitas mereka sendiri,” tuturnya.
Pemprov Kalteng menyatakan tetap berkomitmen memperjuangkan hak masyarakat, terutama dalam hal infrastruktur. Gubernur menilai jalan Palangka Raya–Kuala Kurun merupakan urat nadi aktivitas warga dan tidak bisa terus dibiarkan dalam kondisi rusak parah.
“Masyarakat juga lelah. Mereka yang tiap hari melintasi jalan berlubang dan penuh debu. Kita tidak akan biarkan hal ini terus terjadi,” pungkas Agustiar. (Red)