
MAKKAH, BATUAH.CO – Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M, para jamaah haji Indonesia khususnya Kloter 4 asal Kalimantan Tengah, mendapatkan pembekalan materi spiritual dan teknis untuk menyambut wukuf di Arafah, Rabu (4/6/2025). Pembekalan ini dipimpin oleh Pendamping Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), Haji Tu’aini Ismail, dalam rangka mempersiapkan para jamaah menghadapi momen inti dalam ibadah haji.
“Wukuf adalah inti haji. Rasulullah ﷺ bersabda: Al-hajju ‘Arafah — ‘Haji itu adalah Arafah’. Maka jangan sia-siakan waktu yang sangat berharga ini,” ujar Haji Tu’aini dalam arahannya di Makkah, Rabu pagi memalui keterangan resmi.
Ia menekankan bahwa aspek rohani harus menjadi prioritas utama para jamaah saat memasuki hari Arafah, yang jatuh pada 9 Dzulhijjah. Jamaah diminta meluruskan niat, memperbanyak taubat, dan menjauh dari hal-hal yang bisa mengganggu kekhusyukan.
“Jangan sampai wukuf terlalaikanMaksimalkan hanya karena sibuk bermedsos, berfoto, atau aktivitas duniawi lainnya. Ini saat di mana Allah membanggakan hamba-Nya yang berwukuf di hadapan para malaikat,” ujarnya.
Durasi wukuf, yang dimulai sejak tergelincir matahari hingga terbenam pada 9 Dzulhijjah, disebut sangat singkat namun penuh keberkahan. “Gunakan waktu itu sebaik mungkin untuk berdoa, berdzikir, dan memohon ampunan,” tambahnya.
Dalam materi pembekalan, Haji Tu’aini juga mengingatkan pentingnya persiapan fisik dan mental. Jamaah diminta menjaga stamina, menghindari aktivitas berat, serta membawa perlengkapan secukupnya seperti obat pribadi, masker, dan botol minum.
“Jaga kesehatan. Jangan sampai tubuh drop justru di saat kita paling membutuhkan kekuatan,” katanya. Ia juga menyaranMaksimalkankan jamaah menyiapkan daftar doa agar bisa lebih fokus saat berwukuf, termasuk doa pribadi maupun titipan dari keluarga dan kerabat.
Selain aspek ibadah, pendamping juga menekankan pentingnya adab dan akhlak selama wukuf. Jamaah diingatkan untuk bersabar, menjaga kekompakan dalam rombongan, serta menghindari pertengkaran dalam kondisi padat dan melelahkan.
“Ketika kita bersabar dan menjaga akhlak di tengah keramaian dan cuaca panas, itu bagian dari kemabruran haji,” jelasnya.
Di akhir sesi, Haji Tu’aini menyampaikan harapan agar seluruh jamaah mampu meraih haji yang mabrur dan menjaga kemabrurannya sepulang ke tanah air. “Haji mabrur bukan hanya soal manasik yang benar, tapi juga akhlak mulia yang terus terjaga setelah pulang. Mari jadikan haji ini sebagai titik balik menuju pribadi yang lebih baik,” tutupnya.(red)