
Gubernur kalteng H Agustiar Sabran berikan arahan pada rapat koordinasi terkait pendidikan
PALANGKA RAYA, BATUAH.CO – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Agustiar Sabran, kembali menegaskan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan mencintai budaya daerah. Penegasan tersebut disampaikannya saat memberikan arahan kepada seluruh pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalteng, bertempat di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur, belum lama ini.
“Tidak boleh ada satu pun anak di Kalteng ini yang tidak mengenyam pendidikan. Kita harus pastikan mereka bisa menuntut ilmu, memiliki karakter kuat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Belom Bahadat. Inilah bentuk investasi jangka panjang kita,” ujar Agustiar dengan tegas di hadapan para kepala dinas, termasuk Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo.
Menanggapi arahan tersebut, Reza menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah konkret dalam mendukung delapan program prioritas 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur. Program tersebut mencakup pendidikan gratis, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi, serta penguatan pendidikan karakter sebagai fokus utama pembangunan sumber daya manusia di Bumi Tambun Bungai.
“Kami menargetkan program sekolah gratis dapat terealisasi sepenuhnya. Ini bukan sekadar janji politik, tetapi sebuah amanah yang harus kami wujudkan,” kata Reza.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam penguatan iman dan karakter, setiap siswa Muslim diwajibkan belajar mengaji, sementara siswa dari agama lain diarahkan untuk membaca kitab suci masing-masing.
Tidak hanya itu, Dinas Pendidikan Kalteng juga telah menetapkan satu hari dalam seminggu sebagai Hari Berbahasa Dayak. Di saat yang sama, kompetensi siswa dalam bahasa asing dan numerasi juga akan ditingkatkan agar mereka tetap mampu bersaing secara nasional dan global.
“Kami ingin anak-anak Kalteng tetap mencintai akar budayanya, namun juga memiliki daya saing tinggi di luar daerah. Jadi, penggunaan bahasa Dayak dan penguasaan bahasa asing harus berjalan beriringan,” jelas Reza.
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif, setiap sekolah akan menerapkan kebijakan penyimpanan ponsel selama proses pembelajaran. Di sisi lain, digitalisasi sistem pendidikan akan terus dikembangkan melalui penggunaan tablet dan komputer sebagai bagian dari adaptasi terhadap perkembangan zaman.
“Saat pelajaran berlangsung, ponsel disimpan agar tidak mengganggu konsentrasi. Tapi proses belajar tetap berbasis digital dengan menggunakan perangkat seperti tablet dan komputer,” tambahnya.
Reza juga menyampaikan bahwa pendidikan karakter turut diperkuat melalui kegiatan gotong royong seperti mengecat sekolah, di mana cat dan perlengkapan disediakan oleh Pemprov, namun pelaksanaannya melibatkan para siswa secara langsung.
“Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Orang tua, guru, dan seluruh elemen masyarakat harus ikut ambil bagian. Kita ingin membuktikan bahwa Kalteng mampu menjadi provinsi yang unggul dalam dunia pendidikan,” tutupnya.(red)